Dahulu kala, di sebuah desa dekat pantai, hiduplah seorang pemuda bernama Rama. Ia terkenal karena ketampanannya, keberaniannya, dan kebaikan hatinya. Namun, Rama sering merasa gelisah karena ingin melakukan sesuatu yang berarti bagi desanya.
Suatu hari, Rama jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Cempaka. Cempaka bukan hanya cantik, tetapi juga bijaksana dan baik hati. Mereka saling mencintai, tetapi hubungan mereka mendapat tentangan dari ayah Cempaka, seorang kepala desa yang ingin menikahkan putrinya dengan seorang saudagar kaya.
Rama merasa sedih dan pergi mengadu kepada dewa penjaga laut. Ia berdoa di tepi pantai selama berhari-hari, berharap ada keajaiban yang dapat membantunya menikahi Cempaka. Mendengar ketulusan hati Rama, dewa laut pun muncul dalam mimpinya dan berkata, “Aku akan memberimu pilihan: tetap menjadi manusia dan menerima takdirmu, atau mengorbankan dirimu untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang.”
Demi cinta dan desanya, Rama memilih berkorban. Keesokan paginya, tubuhnya perlahan berubah menjadi sebuah tunas kecil yang tumbuh semakin tinggi. Ranting-rantingnya menjulang ke langit, daunnya lebat melambai tertiup angin, dan buahnya menggantung manis.
Cempaka dan penduduk desa terkejut melihat pohon itu. Mereka menyadari bahwa pohon tersebut adalah jelmaan Rama, yang tetap ingin melindungi dan membantu mereka. Pohon itu memberikan banyak manfaat: buahnya menghilangkan dahaga, dagingnya mengenyangkan, batangnya kuat untuk membangun rumah, dan daunnya bisa dijadikan atap.
Sejak saat itu, pohon tersebut disebut kelapa, yang dalam bahasa setempat berarti "kepala" atau "jiwa" Rama yang tetap hidup untuk menjaga desa dan orang-orang yang dicintainya.
Tamat.
No comments:
Post a Comment